Sistem chatbot ChatGPT tengah jadi perbincangan hangat belakangan ini. Pasalnya sistem besutan perusahaan kecerdasan buatan yang didirikan oleh Elon Musk, Open AI itu memiliki kemampuan yang sangat mengagumkan.
ChatGPT mampu menjawab berbagai pertanyaan dan memberikan informasi ke pengguna dengan bahasa yang sangat natural. Bukan hanya itu, informasi yang disuguhkan juga jauh melebihi Google Search sebagai mesin pencari terpopuler.
Kecanggihan ini dimungkinkan karena Open AI melatihnya dengan data pembelajaran penguatan yang didasarkan pada arsitektur GPT-3.5. Lantas dengan segala kecanggihan yang dimiliki, apakah teknologi ChatGPT aman dari kejahatan siber?
Menurut Ketua Indonesia Cyber Security Forum, Ardi Sutedja, ChatGPT jelas memiliki potensi yg intrusif. Teknologi yang satu ini dikatakan Ardi berpeluang besar untuk dimanfaatkan para penjahat siber dalam melancarkan aksinya.
ChatGPT bahkan disebut sudah mulai dipergunakan oleh para penjahat siber pemula yang tidak memiliki skill khusus dalam meretas. Mereka menggunakan ChatGPT sebagai alat untuk social engineering atau rekayasa sosial yang dapat merugikan korban.
Ardi menjelaskan, dalam melancarkan aksinya merekayasa sosial, para penjahat siber dapat memanfaatkan ChatGPT untuk meraup banyak informasi calon korbannya termasuk informasi sensitif. Informasi yang didapat ini kemudian dijadikan senjata oleh mereka.
“Chat lGPT bisa masuk kemana-mana dan apa yang selama ini kita input di internet dia bisa temukan, dan ini benar-benar mimpi buruk buat mereka yg ingin menghilangkan jejak digitalnya,” kata Ardi saat dihubungi pada Senin (13/2/2023).
“Ini akan semakin sering dan meningkat, dan bahkan bisa dilakukan oleh mereka-mereka yang pemula,” lanjutnya.
Selain dapat digunakan untuk melakukan kejahatan seperti yang telah disebutkan di atas, Ardi juga mengatakan bahwa ChatGPT bisa berimplikasi terhadap keamanan nasional dimulai dengan maraknya teknologi deepfakes dan disinformasi.
Ia mengungkap bahwa ini bisa terjadi lantaran teknologi ChatGPT sendiri mampu membuat coding dan algoritma-algoritma untuk memasukkan konten palsu (malicious) yang dijadikan sarana bagi serangan siber.
Follow Berita Okezone di Google News