SETIAP kehidupan punya usia, termasuk juga matahari. Menjadi pusat tata surya kita, matahari juga memiliki saat dimana dia akan hancur dan mengakibatkan kiamat di alam semesta, termasuk bumi.
Seorang astrofisikawan di Center for Astrophysics, Paolo Testa menyebutkan bahwa sisa usia Matahari sekitar 5 miliar tahun dari sekarang. Meski kematian Matahari masih triliunan tahun lagi, namun bintang besar ini sekarang sedang memasuki usia pertengahannya.
“Matahari berusia kurang dari 5 miliar tahun. Ini semacam bintang paruh baya, dalam artian hidupnya akan sekitar 10 miliar tahun atau lebih,” kata Testa dikutip dari Live Science.
Hal ini didukung oleh penjelasan NASA, kira-kira 5 miliar tahun ke depan Matahari akan berhenti menghasilkan panas melalui fusi nuklir, intinya menjadi tidak stabil dan berkontraksi. Bagian Matahari terluar yang masih mengandung hidrogen akan mengembang, kemudian bersinar merah saat mendingin.
Ekspansi ini secara bertahap akan menelan planet-planet tetangga Matahari, seperti Merkurius dan Venus. Selain itu, angin Matahari juga akan naik ke satu titik yang dapat menghancurkan medan magnet Bumi dan melepaskan atmosfernya.
Meskipun begitu, Science Alert mencatat bahwa saat peristiwa 5 miluar tahun ke depan terjadi, kemungkinan manusia tidak ada lagi di Bumi. Manusia diperkirakan menghuni Bumi hanya sekitar 1 miliar tahun lagi.
Hal ini dikarenakan kecerahan Matahari akan meningkat 10% setiap miliar tahun. Mungkin terdengar sepele, namun angka tersebut mampu mengakhiri kehidupan di Bumi. Lautan akan menguap karena permukaan Bumi yang terlalu panas sehingga tidak ada tempat untuk terbentuknya air.
Menurut sebuah studi tahun 2008, beberapa juta tahun sebelum ekspansi awal Matahari, ada kemungkinan bintang raksasa ini akan memakan sisa batuan Bumi.
Follow Berita Okezone di Google News
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.