DI saat Artificial Intelligence (AI) tengah berkembang, pelopor AI Geoffrey Hinton malah pamit dari raksasa teknologi Google. Dia pun mengingatkan akan bahaya pengembangan AI yang berlebihan.
Pria yang dijuluki “Godfather of AI” itu merasa khawatir dengan potensi bahaya AI di masa depan, karena dapat melampaui kemampuan otak. Hinton meyakini bahwa sebuah sistem mumpuni yang akan hadir tidak akan setara dengan pemikiran manusia.
“Lihatlah bagaimana lima tahun yang lalu dan sekarang. Ambil bedanya dan sebarkan ke depan. Itu menakutkan,” kata Hinton kepada The New York Times.
Perjalanan Hinton dalam mengembangkan AI pada tahun 70-an ketika ia masih menjadi mahasiswa pascasarjana di Universitas Edinburgh. Kala itu Hinton tertarik dengan gagasan jaringan saraf atau neural networks.
Setelah menjadi profesor, pada tahun 2012 Hinton bersama dua muridnya menciptakan sebuan terobosan jaringan saraf untuk menganalisis gambar dan mengidentifikasi item umum lainnya dalam foto.
Tertarik dengan konsep yang dibuatnya, Google mengakuisisi perusahaan Hinton, DNN Research dan bekerja sama untuk mengembangkan teknologi tersebut. Namun belakangan pandangan Hinton terkait AI semakin berubah.
Hinton mengatakan bahwa saat ini perusahaan berlomba memanfaatkan sistem AI yang kuat dan berpotensi menjadi makin berbahaya. Google dan raksasa teknologi lainnya telah terlibat dalam persaingan yang menurut Hinton tak mungkin dihentikan, demikian seperti dilansir dari TechSpot.
Follow Berita Okezone di Google News
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.