Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa air laut asin? Tenang, Anda tidak sendiri. Tidak sedikit orang-orang dibuat penasaran dengan salah satu fenomena alam ini.
Bahkan, terdapat sejumlah penilitian yang telah dilakukan untuk menjawab pertanyaan mengapa air laut asin. Banyak juga yang menganggap bahwa air laut asin karena ada garam di dalamnya.
Anggapan tersebut tidaklah salah. Pasalnya, salah satu penelitian menyebutkan bahwa kadar garam dalam air laut itu rata-rata 3,5 persen.
Lautan menutupi sekitar 70 persen permukaan bumi. Menurut beberapa perkiraan, jika garam di lautan dapat dihilangkan dan disebarkan secara merata di atas permukaan tanah bumi, itu akan membentuk lapisan setebal lebih dari 500 kaki (166 meter), kira-kira setinggi gedung perkantoran 40 lantai.
Garam di lautan berasal dari dua sumber, yakni limpasan dari tanah dan bukaan di dasar laut.
Batuan di darat merupakan sumber utama garam yang terlarut dalam air laut. Air hujan yang jatuh di daratan bersifat sedikit asam, sehingga mengikis bebatuan. Kemudian melepaskan ion yang terbawa ke aliran dan sungai yang akhirnya masuk ke laut.
Banyak ion terlarut digunakan oleh organisme di lautan dan dikeluarkan dari air. Yang lainnya tidak dihilangkan, sehingga konsentrasinya meningkat seiring berjalannya waktu.
Sumber garam lain di lautan adalah cairan hidrotermal, yang berasal dari ventilasi di dasar laut. Air laut merembes ke celah-celah di dasar laut dan dipanaskan oleh magma dari inti bumi.
Panas tersebut menyebabkan serangkaian reaksi kimia. Air cenderung kehilangan oksigen, magnesium, dan sulfat, kemudian mengambil logam-logaman seperti besi, seng, dan tembaga dari bebatuan di sekitarnya.
Lalu, air panas dilepaskan melalui ventilasi di dasar laut, membawa logam bersamanya. Beberapa garam laut berasal dari letusan gunung berapi bawah air, yang secara langsung melepaskan mineral ke laut.
Follow Berita Okezone di Google News
“Kubah garam” juga berkontribusi terhadap rasa asin laut. Kubah-kubah ini merupakan endapan garam yang sangat besar dan terbentuk dalam rentang waktu geologis.
Kubah-kubah tersebut ditemukan di bawah tanah dan bawah laut di seluruh dunia, salah satunya di barat laut Teluk Meksiko.
Dua ion yang paling umum dalam air laut adalah klorida dan natrium. Kedua ion tersebut membentuk sekitar 85 persen dari semua ion terlarut di lautan.
Magnesium dan sulfat membentuk 10 persen dari totalnya. Ion lain ditemukan dalam konsentrasi yang sangat kecil. Konsentrasi garam dalam air laut (salinitas) bervariasi dengan suhu, penguapan, dan curah hujan.
Salinitas umumnya rendah di garis khatulistiwa dan di kutub, dan tinggi di pertengahan garis lintang. Salinitas rata-rata adalah sekitar 35 bagian per seribu. Dengan kata lain, sekitar 3,5 persen berat air laut berasal dari garam terlarut.
Apa komposisi kimia dari garam dalam air laut?
Garam dari air laut mengandung lebih dari 80 dari 118 unsur pada tabel periodik, yang menjadikannya sumber mineral yang sangat baik bagi tubuh manusia. Di dalamnya, Anda dapat menemukan:
- Unsur-unsur seperti klorin, natrium, magnesium, kalium, bromin, kalsium, boron, strontium, dan fluor.
- Elemen seperti zat besi, mangan, tembaga, yodium, silikon, dan fosfor.
- Zooplankton dan fitoplankton.
Apakah semua laut sama asinnya?
Tingkat salinitas laut akan bergantung pada garis lintangnya. Di daerah yang lebih dingin seperti Samudra Arktik, konsentrasi garamnya lebih rendah dibandingkan dengan daerah tropis seperti Laut Karibia yang konsentrasi garamnya lebih tinggi. Ini karena air menguap oleh energi matahari.
Demikian pula di daerah yang sering turun hujan, tingkat salinitasnya rendah, seperti halnya Laut Baltik. Di sana Anda bisa menemukan daerah yang komposisinya hanya 0,6 persen garam. Di sisi lain, daerah dengan aliran air yang lebih rendah mungkin memiliki salinitas yang lebih tinggi, seperti halnya Laut Merah.
(DRA)