Dota 2 merupakan salah satu game dengan komunitas yang sangat besar di dunia. Tidak hanya dimainkan oleh pecinta game lokal, game ini sudah dipertandingkan di kancah internasional. Kompetisi terakbar Dota 2 disebut The International dengan total hadiah fantastis.
Sayangnya di Indonesia game ini masih kalah populer dengan game MOBA mobile. Maka tak heran jika klub esport di Indonesia jarang membuka divisi untuk game Dota 2. Hanya segelintir orang yang benar-benar mengikuti perkembangan game tersebut.
Meski kalah populer, Dota 2 sebenarnya termasuk dalam jajaran game tersukses sepanjang sejarah, Sebelum sampai di titik ini, permainan multiplayer itu telah melewati masa yang panjang. Dilansir dari laman Red Bull, begini sejarah perjalanan game Dota 2.
Awalnya Dota 2 adalah mod
Sejarah paling awal Dota dimulai pada saat Aeon of Strife, mod buatan penggemar untuk Starcraft: Brood War. Mod itu semakin populer dan akhirnya membuat Blizzard pada tahun memindahkan mod tersebut ke Warcraft 3 di tahun 1998. Silsilah yang lebih awal lagi dimulai pada tahun 2000.
Saat itu mod Defense of the Ancients atau DotA (cikal bakal Dota 2) dipindahkan ke Warcraft 3. Mod ini diciptakan oleh Kyle “Eul” Sommer yang sangat mirip dengan versi Dota 2 saat.
Prinsip dasar game tersebut sama dengan game bergenre MOBA lainnya. Lima orang pemain melawan lima pemain lainnya saling bertarung menghancurkan markas lawan.
Di tengah kepopuleran mod DotA saat itu, Eul justru mundur untuk mengembangkan game bergenre sama dengan mod itu lebih lanjut. Akhirnya ia memberikan semua kepemilikannya atas DotA kepada Valve.
Dari sekian banyak percobaan membuat game serupa, hanya satu yang cukup menyita perhatiaan saat itu ketika Steve “Guinsoo” Feak menciptakan mod DotaA: Allstars. Inilah yang menjadi titik awal pengembangan Dota 2.
Follow Berita Okezone di Google News
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.