Jupiter merupakan salah satu planet besar yang ada di Tata Surya kita. Planet ini memiliki atmosfer yang sangat tebal yang sulit untuk ditembus oleh benda-benda besar seperti pesawat, satelit, dan lain-lain.
Dengan atmosfer yang tebal, muncul pertanyaan, bagaimana jika benda dengan kecepatan tinggi dan berukuran kecil seperti peluru? apakah kita bisa menembus Jupiter? Mengingat peluru sendiri melesat dengan cepat dan berukuran kecil. Untuk menjawabnya, simak paparan berikut, seperti dilansir dari IFL Science.
Berdasarkan beberapa perkiraan sederhana, untuk tetap mengorbit di sekitar Jupiter di tepi atmosfer, Anda harus bergerak dengan kecepatan 42,5 kilometer (26,4 mil) per detik. Peluru tercepat yang bisa ditembakkan sendiri, sayangnya 30 kali lebih lambat dari itu.
Dan menariknya lagi, jika Anda akan melewati planet ini, Anda akan terpanggang terlebih dahulu karena bagian atas atmosfer suhunya bisa mencapai 900 Kelvin (630°C/1.160°F). Suhu kemudian turun, tetapi kecepatan dan tekanan angin mulai naik.
Apa yang kami perlukan untuk menembakkan peluru ini adalah usaha yang sangat besar untuk keuntungan yang kecil. Jika Anda tidak memiliki senjata yang sangat kuat dan Anda tidak bisa menembak pada sudut yang sangat dangkal, Anda tidak akan dapat melewati Jupiter.
Meski demikian, Jupiter pernah terkena benda-benda yang bergerak jauh lebih cepat daripada peluru yang diciptakan manusia. Pada tahun 1994, Komet Shoemaker-Levy 9 menabrak Jupiter dengan kecepatan 61,4 kilometer (38,1 mil) per detik.
Peristiwa itu meninggalkan beberapa bekas di atmosfer Jupiter untuk sementara waktu, tetapi partikel yang dilepaskan oleh tumbukan masih ada hingga saat ini dan para peneliti bahkan menggunakannya untuk mengukur seberapa cepat angin stratosfer Jupiter.
Penting untuk diketahui bahwa planet Jupiter tidaklah terbuat dari gas sepenuhnya. Tidak ada planet yang sepenuhnya terbuat dari gas. Jupiter memiliki inti dan mantel di bawah atmosfer.
Inti padat planet ini memiliki demarkasi yang agak kabur, bercampur dengan mantel samudra raksasa yang terbuat dari hidrogen metalik cair di atasnya. Hidrogen metalik adalah anomali hidrogen yang terjadi pada tekanan tinggi.
Gas akan dicairkan dan akan terlihat seperti merkuri, kecuali hidrogen 60% sepadat air dan berada di bawah tekanan yang sangat besar. Tidak ada teknologi yang kita miliki yang dapat menahannya.
Lautan ini memiliki kedalaman sekitar puluhan ribu kilometer dan diperkirakan meluas hingga 80 persen dari radius planet. Jadi, dengan teknologi saat ini kita tidak akan bisa melewati pusat planet ini.
(DRA)
Follow Berita Okezone di Google News
(dra)
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.