Kadal yang tubuhnya dipenuhi duri ini memiliki cara mempertahankan diri yang cukup unik, yaitu menyemprotkan darah dari mata.
Kadal ini adalah kadal bertanduk, terdapat 17 spesies kadal bertanduk yang hidup di daerah gurun yang kering dari Guatemala dan Meksiko hingga Amerika Serikat bagian barat, bahkan sampai ke Kanada bagian selatan.
Karena memiliki banyak predator, kadal ini mengembangkan beberapa mekanisme pertahanan diri yang cukup unik.
Mekanisme pertahanan pertama mereka adalah kamuflase. Mereka dapat berbaur dengan baik dengan lingkungan gurun. Ketika predator mendekat, mereka biasanya mencoba untuk tetap diam agar tidak terdeteksi.
Jika terdeteksi, mereka mungkin akan mencoba melarikan diri. Mereka memiliki tubuh yang lebar dan rata dengan kaki yang pendek, sehingga mereka tidak terlalu cepat.
Beberapa predator, seperti ular berbisa, biasanya tidak mengejar mangsanya, sehingga mereka dapat melarikan diri dari predator ini.
Banyak pemangsa yang memiliki gerakan yang cepat dan dapat menangkap kadal bertanduk ini dengan mudah. Ketika tertangkap, kadal bertanduk akan meregangkan tubuh dan menggembungkan diri agar terlihat lebih besar.
Mereka melakukan ini untuk menghalangi predator yang memakan mangsanya secara utuh. Jika pemangsa tidak bisa memasukkan kadal utuh ke dalam mulutnya, mereka akan menghindar dan pergi.
Sebagai upaya terakhir, kadal bertanduk dapat menggunakan satu mekanisme pertahanan terakhir yang sangat efektif melawan predator seperti kucing hutan, serigala, dan anjing hutan.
Mereka akan menyemburkan darah dari rongga mata mereka. Hal ini biasanya cukup untuk menakuti predator dan membuat mereka melarikan diri. Untungnya bagi manusia, kadal bertanduk jarang menembakkan darahnya ke arah manusia.
Bagaimana mereka melakukannya? Dilansir dari berbagai sumber, kadal bertanduk dapat mengencangkan otot-otot di sekitar matanya, memotong aliran darah kembali ke jantung. Darah terus mengalir ke area mata di mana ia mengisi sinus mata dengan darah.
Mereka kemudian terus mengontraksikan otot-otot yang sama dengan cepat, meningkatkan tekanan pada selaput sinus yang tipis hingga pecah, melepaskan aliran darah yang dapat melesat cukup jauh dari mata! Para ilmuwan menyebut proses ini sebagai pendarahan otomatis/auto-hemorrhaging.
Jika perlu, kadal bertanduk dapat mengulangi proses ini beberapa kali dalam waktu singkat.
Mereka dapat dengan hati-hati mengontrol proses pendarahan otomatis untuk menghilangkan partikel-partikel yang mengiritasi dari mata mereka tanpa membuat sinus mereka pecah.
Baca Juga: SymWhite 377 Hadir dalam Rangkaian Produk YOU Radiance Up!
Follow Berita Okezone di Google News
(dra)
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.